“Sungguh Berharga!” (III): Menjadikan Waktu sebagai Teman
Ketika kita merasakan berlalunya waktu, kita bisa menjadi setia dan demikian semakin bahagia. Namun bagian pentingnya tantangan di zaman kita ini adalah terus menerus mencari Tuhan dan mengarahkan hati kita kepada Dia.
Sungguh Manusiawi, Sungguh Ilahi (I): Yesus, Apa yang Harus Kulakukan?
Dalam artikel pertama tentang kebajikan manusia ini, kita akan membahas tentang bagaimana semua kehendak kita dapat menemukan keselarasannya di dalam Tuhan. Menemukan ini membutuhkan waktu dan usaha, tetapi membuat kita bebas untuk mencintai.
"Sungguh Berharga!" (II) : Diberkatilah Orang yang Mengandalkan Tuhan
Kitab Suci tidak mewartakan tentang definisi teoretis dari kesetiaan, tapi mewartakan Siapa yang setia.
Mediterania Baru: Menuju Yesus, Melalui Maria
Sebagai seorang imam muda, Santo Josemaria memahami dengan kedalaman yang baru kebenaran yang telah diketahuinya. “Kemarin saya menemukan satu Mediterania lagi: jika saya adalah putra dari Allah Bapaku, maka saya juga adalah seorang putra dari Maria Bundaku.”
“Sungguh Berharga!” (I): Sebuah Kekuatan yang Menaklukan Waktu
Kesetiaan adalah kebajikan yang muncul dalam hubungan antar manusia – dan juga dengan Tuhan – ketika kita percaya pada cinta orang lain.
Motu Propio “Ad charisma tuendum”: Tanya-jawab
Berikut ini tanya-jawab yang dibuat oleh Kantor Informasi Opus Dei tentang Motu Propio “Ad charisma tuendum”.
Surat dari Bapa Prelat mengenai Motu Proprio “Ad charisma tuendum”
Monsignor Fernando Ocariz, Bapa Prelat Opus Dei, menulis tentang Motu Proprio Paus Fransiskus “Ad charisma tuendum” ("Untuk Menjaga Kharisma").
Surat Bapa Prelat 19 Maret 2022
Dalam surat pastoral ini, Bapa Prelat Opus Dei merenungkan beberapa aspek mengenai kesetiaan kepada Yesus Kristus dan mengenai panggilan Opus Dei menurut ajaran Santo Josemaría.
Sungguh Manusiawi, Sungguh Ilahi (XII): Hal Yang Lebih Penting
Tantangan untuk menjadi miskin dalam Roh ketika hidup di tengah dunia.
Sungguh Manusiawi, Sungguh Ilahi (XI): Ketika Dunia berbicara kepada kita
Keugaharian dalam keinginan untuk mengetahui suatu hal memampukan kita untuk meraih kebenaran terdalam tentang dunia, dan memiliki jiwa kontemplatif di tengah dunia.









