Sungguh Manusiawi, Sungguh Ilahi (X): "Aku akan mengikuti Engkau kemana saja Engkau pergi"
Ketabahan merupakan kebajikan yang memungkinkan kita untuk mengikuti Yesus tanpa tunduk pada kondisi yang terus berubah dalam hidup dan lingkungan sekitar kita.
Sungguh Manusiawi, Sungguh Ilahi (IX): Melihat dengan Kacamata Ilahi
Beberapa kebajikan yang dapat membantu kita menjadi jiwa yang kontemplatif di tengah aktivitas sehari-hari yang biasa kita lakukan. Sebuah artikel baru dalam seri tentang kebajikan.
Sungguh Manusiawi, Sungguh Ilahi (VIII): Pergulatan Formasi Kita
Kita perlu menumbuhkan “rasa keingintahuan yang sehat untuk mengenal dunia kita secara mendalam dan mengatasi rintangan yang menghalangi kita untuk melakukannya." Sebuah artikel baru dalam seri tentang kebajikan.
Sungguh Manusiawi, Sungguh Ilahi (VII) : Pekerjaan Kita, Ragi Ilahi
Saat kita bekerja demi Cinta Allah dan sahabat-sahabat kita, pekerjaan kita menjadi “Ragi Ilahi” bersatu dengan pengurbanan Kristus, membantu mengubah dunia. Sebuah artikel baru di seri ini mengenai keutamaan-keutamaan.
Di Kenya: Pembaptisan di Tengah Pandemi
Njoki, seorang Kooperator Opus Dei yang tinggal di Kenya, berbicara tentang membantu seorang teman menjadi Katolik di tengah pandemi yang sedang berlangsung.
“Satu Kali Doa Bapa Kami, Dua Kali Salam Maria…dan Itu Saja?”
Alberto, tinggal di Oporto, Portugal, adalah anak dari seorang nelayan. Seorang kooperator Opus Dei, dia menceritakan bagaimana dia menemukan kembali sakramen pengakuan dosa setelah 18 tahun.
Seorang Pastor Buta yang Menemukan Sukacita Berkat Santo Josemaria
Pada usia 16 tahun, Pastor James kehilangan penglihatan sepenuhnya. Tapi, bukan cahaya batinnya. Sekarang, berusia 36 tahun, ditemani oleh anjingnya yang setia “Ibiza,” dia mengatakan bahwa spiritualitas Opus Dei memainkan peran penting dalam penemuan panggilannya sebagai imam.
Merawat Mereka yang Pernah Peduli
Bernadette Agna menulis dari Filipina tentang mengundang teman-temannya untuk mengunjungi panti jompo yang dikelola oleh Little Sisters of the Poor, dan bagaimana mereka diperkaya oleh pengalaman ini.
Terjebak Banjir di Jerman
"Cepat Bergerak! Anda dalam bahaya. Masukkan apa yang Anda butuhkan selama tiga hari ke dalam ransel. Kami akan kembali untuk Anda dalam beberapa menit.” Jose Santos. seorang dokter Portugis, menceritakan pengalaman dramatisnya selama banjir baru-baru ini di Jerman.
Pesan dari Bapa Prelat (7 Agustus 2021)
Bapa Prelat mengundang kita untuk mengiringi beliau dalam doa dan syukur atas peringatan tahbisan imamat yang ke 50 tahun.









