Di Kenya: Pembaptisan di Tengah Pandemi
Njoki, seorang Kooperator Opus Dei yang tinggal di Kenya, berbicara tentang membantu seorang teman menjadi Katolik di tengah pandemi yang sedang berlangsung.
Seorang Pastor Buta yang Menemukan Sukacita Berkat Santo Josemaria
Pada usia 16 tahun, Pastor James kehilangan penglihatan sepenuhnya. Tapi, bukan cahaya batinnya. Sekarang, berusia 36 tahun, ditemani oleh anjingnya yang setia “Ibiza,” dia mengatakan bahwa spiritualitas Opus Dei memainkan peran penting dalam penemuan panggilannya sebagai imam.
Terjebak Banjir di Jerman
"Cepat Bergerak! Anda dalam bahaya. Masukkan apa yang Anda butuhkan selama tiga hari ke dalam ransel. Kami akan kembali untuk Anda dalam beberapa menit.” Jose Santos. seorang dokter Portugis, menceritakan pengalaman dramatisnya selama banjir baru-baru ini di Jerman.
Memimpin Orkestra Hidupmu
Beatrice Venezi adalah dirigen orkestra termuda di Italia. Dia mengenal pesan Santo Josemaria di sebuah asrama mahasiswi di Milan.
"Sekarang saya lebih jatuh cinta lagi dengan pekerjaan saya sebagai perawat"
Adaeze menerima pendidikan sebagai perawat ortopedi di Nigeria. Setelah menyelesaikan sekolah keperawatan pada tahun 2012, dia bekerja sebagai perawat pendamping di sebuah klinik di Negara Bagian Enugu, Nigeria Timur. Kondisi lingkungan kerjanya itu kurang baik.
Pertemuan di Tengah Hari
Meskipun Hyeunmin bukan orang beriman, dia mau menemani seorang rekan kerjanya setiap hari pada waktu jeda siang hari untuk berdoa Malaikat Allah di sebuah gereja yang tidak jauh dari tempat kerjanya. Maka dimulailah sebuah perjalanan iman baginya di Seoul, Korea Selatan.
“Setelah 90 Tahun, Masih Banyak yang Harus Dilakukan”
Sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar “The B.C. Catholic”, Vancouver, Kanada dalam peringatan 90 tahun berdirinya Opus Dei. Oleh Agnieszka Ruck, terbit di koran The B.C. Catholic.
Kesaksian: Ibarat Seekor Burung Terbang Kesana Kemari
Jeany adalah seorang dosen di Surabaya yang akan melanjutkan studi ke manca negara. Namun, pengurusan dokumen yang berkepanjangan membuatnya harus menunggu selama kurang lebih 2 tahun. Dalam masa penantian ini, ia diajak oleh seorang sahabatnya untuk mengikuti aktivitas di Darmaria, sebuah pusat pembinaan Opus Dei di Surabaya. Berikut ini adalah kesaksiannya tentang pembinaan yang diterima di Darmaria sebelum ia berhasil mendapatkan visa dan memulai studinya di bulan Februari 2014.