Menghayati Misa Kudus dalam Kehidupan sehari-hari

Baru-baru ini Prelat Opus Dei diwawancarai oleh majalah mingguan Italia, "Famiglia Cristiana." Di antara topik-topik yang dibahas adalah iman, Misa dan kaum muda zaman sekarang.

Prelat Opus Dei dengan Paus Benediktus XVI dalam audiensi baru-baru ini.

Wawancara dengan Prelat Opus Dei, Uskup Javier Echevarría, tentang bukunya yang baru: “Vivir la Santa Misa” [Mengahayati Misa Kudus, ed. ], di kantor Pusat Opus Dei di Roma, tempat St Josemaria Escriva dimakamkan di Gereja Prelatik Santa Maria Pencinta Damai.

Bapa Uskup, perjuangan untuk menjadikan Misa sebagai pusat kehidupan setiap hari merupakan tantangan luar biasa. Tapi mengapa begitu penting memberikan prioritas pada Misa, dan apa rahasianya untuk dapat menghayatinya dengan baik?

Misa adalah tindakan Allah yang memungkinkan kita untuk berpartisipasi dalam Sengsara, Kematian dan Kebangkitan Kristus - bukan sebagai penonton atau pengamat saja-, tetapi sebagai peserta yang sebenarnya. Itu sebabnya saya menggunakan istilah "menghayati" Misa Kudus sebagai judul buku itu, untuk menyampaikan bahwa Misa Kudus membutuhkan keterlibatan insani dan rohani sepenuhnya Dalam buku itu,

Anda berbicara tentang bahaya "ritualisme." Bagaimana dapat menghindarinya?

"Ritualisme" berarti melupakan apa yang sesungguhnya terjadi di altar. Bagaimana kita akan bereaksi jika kita diberitahu, "Hari ini Anda memiliki kesempatan untuk berada di Kalvari dekat dengan Yesus"? Atau, "Hari ini Anda akan bertemu dengan Kristus yang Bangkit"? Bagaimana kita harus mempersiapkan diri jika kita benar-benar percaya tentang hal ini? Jadi, bagaimana kita harus mempersiapkan diri untuk menghadiri setiap Misa?

Cover majalah ‘Famiglia Cristiana

Anda hidup di sisi St Josemaria selama lebih dari dua puluh tahun. Aspek apa dari pribadi Santo ini, yang paling mengesankan Anda?

St Josemaria mengasihi sesama dengan cara yang luar biasa. Hanya dengan sekilas pandang, cukup baginya untuk memahami apa yang dibutuhkan setiap orang. Dia memiliki intuisi seperti seorang ibu.Namun, ia juga benar-benar seorang ayah: semua yang dia ajarkan, sudah kami lihat terlebih dahulu dari teladan hidupnya. Sangat jelas bahwa dia adalah seorang imam yang setiap saat mencari Allah.

Bagaimana Santo Josemaria merayakan Misa Kudus?

Dia selalu sadar bahwa Kristus, bukan imam selebran, adalah tokoh utama dalam Ekaristi. Keyakinan itu membuat ia merayakan Misa Kudus dengan menuruti rubrik misal dengan setia, dan tidak pernah mencoba-coba sesuatu yang 'orisinil'. Dia hanya meinginkan supaya Yesus bersinar, dan bukan dirinya sendiri. Ia sering mengatakan bahwa Misa adalah suatu "pekerjaan" untuknya, yang memerlukan upaya yang besar, bahkan kadang-kadang suatu pekerjaan yang sangat melelahkan karena ia menghayatinya dengan penuh intensitas. Dia memberi arti adikodrati yang besar pada setiap tata gerak.

Apakah Misa Kudus diteruskan dalam kehidupan sehari-hari?

Ketika perayaan selesai, Misa belum berakhir. Misa Kudus menyertai kita semua sepanjang hari. Makanan kita yang kita makan berubah menjadi diri kita. Tetapi Ekaristi -santapan rohani-mengubah kita menjadi Yesus. Dengan demikian, seluruh kehidupan sehari-hari kita – jika disatukan dengan Kurban Altar - menjadi Misa yang berkesinambungan, yang membuat segala sesuatu yang kita lakukan- pekerjaan kita, waktu istirahat, keluarga dan hubungan sosial- menjadi sesuatu yang berkenan kepada Allah. Apakah Opus Dei itu sebenarnya? Dalam Gereja, tugas Opus Dei adalah mengingatkan bahwa semua orang yang dibaptis dipanggil untuk mencapai kesucian dalam kehidupan sehari-hari. St Josemaria mengatakan bahwa ada sesuatu yang ilahi yang tersembunyi dalam situasi yang paling sederhana, dan tugas kita adalah menemukannya. Seharusnya, tidak ada satu pun tindakan manusia yang menjadi kendala dalam persahabatan dengan Allah. Selain itu, justru dalam keadaan-keadaan keseharian Allah meminta kita untuk menemukan-Nya.Dapatkah seseorang membandingkan Prelatur Opus Dei dengan keuskupan global yang besar, yang tergantung langsung pada Paus? Pernyataan ini bisa menimbulkan beberapa kesalah-pahaman: misalnya, memandang prelatur pribadi sebagai Gereja yang terpisah dari Gereja paroki setempat. Justru sebaliknya, Prelatur Opus Dei berusaha untuk memperkuat persekutuan antara Gereja-gereja lokal; karya kerasulan yang dilaksanakan oleh umat Opus Dei -kaum awam dan para imam- selalu merupakan kerjasama yang aktif dengan keuskupan masing-masing. Umat awam Opus Dei juga berada di bawah yurisdiksi uskup setempat, seperti umat Katolik lainnya.

Setelah sang pendiri, St Josemaria Escriva, dan penggantinya yang pertama, Uskup Alvaro del Portillo (proses beatifikasi beliau sedang berlangsung), Anda telah memimpin Opus Dei selama lima belas tahun terakhir. Bagaimana Anda berusaha untuk meneruskan pusaka warisan dari dua orang kudus ini?

Jika seseorang hidup bersama dengan orang suci, ia akan memahami rahasia bagaimana memiliki kedamaian dalam hati: yaitu dengan berdialog secara tak henti-hentinya dengan Allah. Maka, meskipun kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan kita sangat jelas, Dia selalu berada di sisi kita dan tidak menghiraukan semua itu. Dengan mengandalkan Tuhan selalu, kehidupan seorang Kristiani menjadi kebal terhadap begitu banyaknya kekhawatiran dan kecemasan yang menimpa orang-orang masa kini.

Dapatkah Anda menyebutkan sesuatu dari kehidupan St Josemaria yang mungkin belum pernah didengar oleh orang-orang?

Saya sering melayaninya merayakan Misa Kudus. Saya mendapat kesan yang sangat mendalam ketika untuk pertama kali dia meminta saya berdoa agar dia tidak akan pernah terbiasa untuk merayakan peristiwa yang sangat agung itu. Itu adalah sesuatu yang sering ia minta dari saya,

Di manakah Opus Dei berkembang?

Syukur kepada Tuhan, para umat dan para kooperator Opus Dei ada di berbagai macam tempat - dari gedung pencakar langit Wall Street sampai ke daerah-daerah kumuh di Brasil. Kehausan yang besar akan Allah tampak nyata di mana-mana. Bahkan ada umat Opus Dei yang tinggal di beberapa kota di Cina. Tahun lalu kerasulan Prelatur Opus Dei mulai berakar di Indonesia, dan juga di negara-negara lain yang mayoritasnya orang Islam, karena beberapa umat Opus Dei pergi ke sana untuk kepentingan pekerjaan profesional mereka. Timur Tengah, Tanah Suci, Libanon, dan Afrika, menyajikan tantangan-tantangan khusus, terutama di Pantai Gading, Kongo dan Nigeria. Di mana-mana setiap masalah dapat diatasi berkat iman yang dipraktikkan demi kebaikan bersama, dan berupaya untuk mengatasi perbedaan pandangan dengan sikap yang konstruktif.

Apakah pandangan Anda tentang pewartaan iman di dunia masa kini?

Apa yang dibutuhkan saat ini adalah saksi-saksi iman. Dalam menghadapi relativisme yang menjalar di dunia Barat, dan juga pertentangan , perang dan kemiskinan yang menimpa begitu banyak bagian di dunia, diperlukan orang-orang yang siap untuk "menyingsingkan lengan baju " dan menunjukkan realita Injil, bukan dengan kuliah atau teori tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana Opus Dei berhubungan dengan dunia kaum muda?

Ketika St Josemaria memulai Karya Allah (Opus Dei), ia memiliki banyak teman yang terdiri dari sekelompok mahasiswa dan karyawan muda. Kegiatan pembinaan bagi kaum muda adalah salah satu prioritas kami. Di Italia dan di tempat-tempat lain ada asrama-asrama mahasiswa dan pusat-pusat budaya untuk pria dan wanita yang memberi kesempatan kepada mereka untuk berkembang secara manusiawi dan dalam segi rohani: dengan mempelajari bagaimana belajar dengan efektif dan untuk menjalin persahabatan sembari memperkaya kepribadian sendiri, dengan mentalitas yang konstruktif dan kritis, selalu berperilaku sebagai putra-putra Allah. Karya pembinaan ini selalu dilaksanakan bekerjasama dengan keluarga mereka. Selain itu, orang-orang tua yang menjadi anggota Opus Dei mendukung sebagai sponsor sekolah-sekolah, klub remaja, dan inisiatif lainnya yang berguna untuk anak-anak mereka, seperti yang telah terbentuk di banyak kota Italia.