Banilad: Lembah Pengharapan

Tersembunyi di jantung Kota Cebu (Filipina), di tengah komunitas urban berpenghasilan rendah, suatu yang luar biasa berlangsung di sebuah bangunan sederhana: the Banilad Center for Professional Development - BCPD (Pusat Pengembangan Profesional Banilad). Ini adalah kesaksian dari tiga orang lulusan tahun 2024-2025 yang berjuang melewati pelbagai tantangan hidup menuju masa depan profesional yang menjanjikan.

Pada tahun ajaran 2024–2025, BCPD merayakan kelulusan 19 siswa SMA, 29 siswa Sekolah Perhotelan dan Restoran, dan 14 siswa Sekolah Layanan Kesehatan. Di kampus ini terjadilah perubahan hidup, bukan dengan berita-berita sensasi atau dengan kegaduhan, melainkan melalui suara para guru, staf, mentor, dan komunitas sekolah yang mendukung dalam perjalanan membuka kesempatan baru bagi banyak orang.

Seorang cucu dengan kenangan akan keluarga

Seorang wanita muda melangkah ke panggung dengan kenangan yang terukir dalam kata-katanya: Kenangan ketika pagi buta Lolo (kakek)-nya mengambil air dari sumur yang terletak jauh, hanya supaya ia bisa mandi sebelum pergi ke sekolah. Dan tentang Lola (nenek)-nya yang menyiapkan makanan dan memberinya semangat di setiap acara. (Kenangan) Tentang ibunya yang bekerja di luar negeri dan ayahnya yang bekerja keras di Manila serta kasih sayang mereka yang hanya disampaikan melalui video call, mengirim biaya kuliah dan oleh-oleh yang dipenuhi harapan.

“Saya berdiri di sini karena mereka mendukung saya,” kata Honey, lulusan kelas 12, untuk memberi penghormatan kepada mereka yang membesarkannya dengan pengurbanan dan cinta tanpa pamrih.

Ia memulai perjalanan studi di sekolah dengan penuh ketidakpastian (wajah-wajah baru, rutinitas yang berbeda), tetapi seiring berjalannya waktu, sekolah itu menjadi rumah keduanya. Dari kepanikan menghadapi ujian keterampilan hingga lulus ujian Sertifikat Nasional Level II dalam Produksi Roti dan Kue, Tata Boga, Tata Graha, dan Servis Makanan dan Minuman, ia menemukan kekuatan tidak hanya dalam dirinya sendiri tetapi juga dalam diri orang lain yang memiliki semangat yang sama.

Ia menghidupi kata-kata Santo Yohanes Paulus II ("Jangan takut. Jangan puas dengan yang biasa saja. Bertolaklah ke tempat yang dalam") di masa sekolah SMA-nya. Dan sekarang ia bertekad untuk kuliah, siap memulai babak baru di Universitas Nasional yang baru dibuka di Cebu

Seorang kakak (“Ate”) yang pantang menyerah untuk mencapai impiannya.

Seorang lulusan BCPD lain maju ke depan dengan tenang. Masa kecilnya dilalui dalam keluarga yang terpecah dan dengan tanggung jawab menjadi orang tua kedua bagi adik-adiknya, sementara kakek-nenek, bibi dan paman memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dengan penuh kasih sayang.

Meskipun selama itu dia adalah seorang pelajar yang berprestasi, awalnya bangku kuliah terasa seperti sebuah impian yang mustahil. Karena kurangnya dana dalam keluarga memaksanya berhenti bermimpi ( untuk lanjut studi). Namun, sebuah rekomendasi dari seorang guru mengubah segalanya. Itulah yang membawa dia ke BCPD... Dan pintu yang awalnya dia pikir telah tertutup pun terbuka lebar-lebar.

Yvonne, kedua dari kiri

"Tuhan menggunakan guru saya sebagai alat," ujarnya, dengan mata berbinar. Di BCPD, ia menemukan lebih dari sekadar pelatihan. Ia menemukan sebuah keluarga, tujuan hidup, dan jalan menuju masa depan.

Ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada direktur, staf manajemen, guru dan pelatihnya, mentornya, dan staf non-pengajar. "Kalian telah mengubah BCPD menjadi tempat menemukan pengharapan," ujarnya. Dan bagi seorang siswa seperti dirinya, pengharapan itu adalah segalanya.

Yvone, yang kini telah lulus dari program Perhotelan dan Restoran, telah menyelesaikan 960 jam pelatihan kerja di resor Plantation Bay. Pada hari terakhir, karena sikap kerja dan keunggulannya, pihak resor langsung menawarkan pekerjaan kepadanya.Yvone memperoleh Medali Perak, penghargaan tertinggi di angkatannya dalam acara Wisuda.

Seorang ibu yang mengatasi segala rintangan

Kemudian, Cherlien Monte yang berusia 36 tahun dan seorang ibu dari empat anak adalah seorang karyawan penuh waktu, dan sekarang menjadi lulusan kebanggaan bagi BCPD, institusi di mana adik perempuannya juga mendapat pelatihan dalam Perhotelan & Restoran.

Dengan air mata berlinang, ia mengenang suatu masa di mana ia hampir menyerah (dalam perjuangannya), ketika neneknya, "penggemar nomor satu" nya, meninggal dunia. "Saya sangat terpuruk... tetapi saya mendapatkan kembali kekuatan dan iman saya kepada Tuhan ketika saya berada di BCPD," ungkapnya. "Saya tahu beliau bangga akan saya saat ini."

Cherlien adalah salah satu dari angkatan pilot untuk Sekolah Layanan Kesehatan. Dia harus menjalani return demonstrations yang berat, sesi studi malam hari dan mengurus rumah tangga. Namun ia terus berjuang dengan dukungan dan dorongan dari staf, program mentoring dan dukungan spiritual yang ia dapatkan di BCPD.

"Pelatihan kerja selama 960 jam di salah satu rumah sakit terbaik di Cebu (Rumah Sakit Velez) adalah mimpi yang menjadi kenyataan," ujarnya. "BCPD membuat saya percaya bahwa usia dan kemiskinan tidak pernah menjadi penghalang untuk mewujudkan sebuah impian."

Cherlien lulus sebagai satu-satunya Mahasiswa Berprestasi karena hasil akademik dan ketrampilan praktik yang luar biasa. Kini dengan bangga ia bekerja di Rumah Sakit Umum Cebu Utara.