Lahirnya Opus Dei Bagian Wanita

Dari Buku: "Seirama Langkah Tuhan"

Dengan beberapa pria awam dari berbagai latar belakang dan beberapa orang imam yang membantu Bapa memberi bimbingan rohani, 'Karya' itu mulai terbentuk seperti yang telah direncanakan. Tetapi, apakah tepat mengikutsertakan wanita di antara kaum awam ini ? Tidak.... Tidak mungkin, demikian keyakinan Pastor Josemaría. Sekali-kali hal itu tidak akan terjadi...

Dipandang dari segi manusiawi adanya wanita dalam Opus Dei adalah sesuatu yang mungkin terjadi; tetapi kemungkinan ini tidak termasuk dalam apa yang diperlihatkan Tuhan kepadanya pada tanggal 2 Oktober 1928 . 'Tidak akan pernah ada kaum wanita dalam Opus Dei, bahkan dalam senda gurau pun tidak' ![1] Itulah yang ditulis Bapa pada awal Februari 1930, ketika ia menerima beberapa dokumen tentang suatu lembaga yang anggotanya terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Beberapa hari kemudian, pada tanggal 14 Februari, Pastor Josemaría pergi ke Jalan Alcalá Galiano untuk merayakan Misa di rumah seorang janda, Marchioness dari Onteiro, ibu pendiri tarekat 'Damas Apostolicas'. Misa itu dirayakan di sebuah kapel kecil di apartemen dekat jalan terkenal di Madrid, La Castellana. Dalam Misa Kudus, sesaat sesudah ia menerima Tubuh dan Darah Kristus, dengan penuh devosi dan dengan seluruh semangatnya, ia menyadari bahwa Tuhan 'datang' lagi ke dalam hidupnya untuk meminta sesuatu darinya, sesuatu yang lain, tetapi masih sejalan dengan apa yang dilihatnya pada tanggal 2 Oktober 1928. Pastor Josemaría melihat bahwa panggilan untuk menghayati hidup Kristiani ditengah-tengah dunia juga ditujukan untuk kaum wanita…. ..

Tidak ada hal yang lebih bertentangan dengan apa yang telah dia pikir dan dia tulis sebelumnya.......Satu bukti lagi, bahwa Karya bukanlah miliknya, tetapi benar-benar “milik Tuhan”.

Bapak pengakuannya segera membenarkan hal itu: “Semua ini berasal dari Tuhan, seperti yang lainnya”, kata Pastor Sánchez Ruiz. Sungguh jelas bahwa Tuhan-lah yang melakukan semua itu! Tuhan bahkan bisa menulis dengan menggunakan kaki meja.....[2]

Kemudian ia menulis refleksi berikut ini di sehelai kertas: Santa Teresia dalam bab II dari Buku Asas-asas, menunjukkan bahwa salah satu tanda Kemahakuasaan ilahi, adalah memberi keberanian kepada yang lemah, sehingga mereka mampu melaksanakan hal-hal yang besar dalam melayani-Nya. Aku setuju sekali dengan apa yang dikatakan Santa Teresia tentang keberanian dan kelemahan itu...... 2 Oktober 1928 – 14 Februari 1930.[3]


[1] CSP 20754, hal. 117

[2] CSP 20755, hal. 298

[3] CSP 5360

Terima pesan lewat email

email