Bayangkanlah apa yang terindah dan termulia di dunia ini, apa yang memuaskan pikiran dan kemampuan-kemampuan lain, dan apa yang menyenangkan daging dan pancaindra. Serta dunia ini, dan dunia-dunia lain yang bergemerlapan di malam hari: seluruh alam semesta.
Dan ini, bersama dengan semua kebodohan hati manusia yang telah dipuaskan …… tidak ada artinya, bukan apa-apa, hanyalah kehampaan dan ketiadaan belaka bila dibandingkan dengan Tuhan Allahku—Tuhan Allahmu juga!—yang adalah Harta yang tak terhingga, mutiara yang terindah, yang merendahkan diri menjadi budak, menghampakan diri dalam rupa seorang hamba di kandang hewan di mana Ia sudi dilahirkan, di tempat kerja Yusuf, dalam penderitaan-Nya dan dalam kematian-Nya yang hina … dan dalam kegilaan Cinta-Nya dalam Ekaristi kudus.