"Memulai dan Selalu Memulai Lagi!"

“Kehidupan rohani adalah – dan saya sengaja mengulanginya lagi – memulai dan selalu memulai lagi. Mulai lagi? Ya. Setiap kali Anda merasa menyesal – dan Anda harus banyak menyesal setiap hari – Anda memulai lagi, karena Anda menawarkan cinta yang baru kepada Tuhan." (St. Josemaria , The Forge, 384)

Sejak keputusan pertama kita untuk benar-benar mengikuti ajaran Kristus, kita tidak ragu-ragu berjalan maju di sepanjang jalan kesetiaan kepada firman-Nya. Namun, tidakkah benar bahwa masih banyak yang harus dilakukan? Tidakkah benar, khususnya, bahwa masih ada begitu banyak kesombongan dalam diri kita? Kemungkinan besar, kita perlu mengubah diri lagi, menjadi lebih setia dan lebih rendah hati, sehingga keegoisan kita makin berkurang dan kita membiarkan hidup Kristus tumbuh dalam diri kita, karena "Dia harus semakin besar, aku harus menjadi semakin kecil."

Pertobatan hanyalah sesaat; pengudusan adalah upaya untuk seumur hidup. Benih cinta kasih ilahi yang telah Allah taburkan dalam jiwa kita, ingin tumbuh dan mewujudkan diri dalam perbuatan, untuk terus menerus menghasilkan buah sesuai dengan kehendak Allah. Oleh karena itu, kita harus siap untuk memulai lagi, untuk menemukan lagi - dalam situasi-situasi baru - terang dan dorongan dari pertobatan kita yang pertama. Dan itulah sebabnya kita harus mempersiapkan diri dengan pemeriksaan batin yang mendalam, memohon bantuan Tuhan agar kita mengenal Dia dan mengenal diri kita sendiri dengan lebih baik. Tidak ada jalan lain, jika kita ingin bertobat lagi. (Kristus yang Berlalu, 58)

Setiap kali saya berkhotbah di dekat Kandang Natal, saya suka memandang Kristus Tuhan kita sebagai seorang bayi yang dibungkus dengan kain lampin, berbaring di atas jerami di palungan. Meskipun dia hanya seorang bayi, tidak dapat berbicara, saya memandang Dia sebagai master dan guru. Saya perlu menggunakan cara ini, karena saya harus belajar dari-Nya. Dan untuk belajar dari-Nya, kita harus berusaha mengenal kehidupan-Nya - membaca Injil dan merenungkan adegan-adegan dari Perjanjian Baru - untuk memahami makna ilahi dari hidup-Nya di bumi.

Dalam hidup kita, kita harus mereproduksi hidup Kristus. Kita perlu mengenal Dia dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci, dan dengan berdoa, seperti yang kita lakukan sekarang di depan Kandang Natal. Kita harus menarik pelajaran dari Yesus, bahkan ketika Dia baru lahir, dari saat Dia membuka mata-Nya di tanah manusia yang terberkati ini.

Kenyataan bahwa Yesus tumbuh menjadi dewasa dan hidup sama seperti kita menunjukkan bahwa keberadaan manusia dan semua aktivitas manusia memiliki makna ilahi. Walaupun telah begitu sering kita merenungkan semua ini, kita akan selalu terpukau bila merenungkan tiga puluh tahun hidup Tuhan Yesus yang tak dikenal yang adalah bagian terbesar dari hidup-Nya di antara antara manusia. Dia hidup tak dikenal, tetapi, bagi kita, periode itu penuh dengan terang. Periode itu menerangi hari-hari kita dan memenuhinya dengan makna, karena kita adalah umat awam Kristiani yang menjalani kehidupan manusia, sama seperti jutaan orang lain di seluruh dunia. (Kristus yang berlalu, 14)

Pengalaman pribadi menunjukkan, -Anda telah sering mendengar saya mengatakan ini untuk menghindarkan Anda dari rasa putus asa-, bahwa kehidupan batin kita terdiri dari memulai dan memulai lagi setiap hari; dan dalam hati Anda tahu, seperti saya tahu dalam hati saya, bahwa perjuangan ini tidak akan berakhir. Anda akan menyadari juga, ketika melakukan pemeriksaan batin seperti yang saya lakukan juga (maafkan referensi pribadi ini, sementara saya berbicara dengan Anda, saya juga berbicara dengan Tuhan tentang kebutuhan jiwa saya sendiri) bahwa Anda sering mengalami sedikit kemunduran , yang kadang-kadang mungkin tampaknya kemunduran besar bagi Anda karena menunjukkan dengan jelas kurangnya cinta, kurangnya penyerahan diri kepada Tuhan, kurangnya semangat pengurbanan dan pemurnian. Saat itu, kuatkanlah keinginan untuk berbuat silih, dengan rasa sesal yang tulus, tetapi jangan kehilangan ketenangan jiwa. (Sahabat Tuhan, 13)

Teruslah maju, apa pun yang terjadi! Berpeganglah erat-erat pada tangan Tuhan dan ingatlah bahwa Tuhan tidak akan kalah dalam pertempuran. Jika Anda, karena alasan apa pun, telah menjauh dari-Nya, bereaksilah dengan kerendahan hati, yang akan menuntun Anda untuk memulai lagi dan lagi; untuk memainkan peran anak yang hilang setiap hari, dan bahkan berulang kali selama dua puluh empat jam di hari yang sama; untuk memperbaiki hati Anda yang menyesal dalam Pengakuan Dosa, yang adalah suatu keajaiban yang nyata dari Cinta Tuhan . Dalam Sakramen yang luar biasa ini, Tuhan membersihkan jiwa kita dan memenuhi kita dengan sukacita dan kekuatan untuk mencegah kita menyerah dalam perjuangan, dan untuk membantu kita kembali kepada Tuhan tanpa lelah, ketika segala sesuatu tampak suram. Selain itu Bunda Allah yang juga Bunda kita, akan menjaga kita dengan kasih sayang keibuan, dan membimbing setiap Langkah kita. (Sahabat Allah, 214)